Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pages

Suharto selamat bersemadi -- Beribu-ribu rakyat berbaris memberikan penghormatan terakhir

Written By JOM JALAN on 29/01/08 | Selasa, Januari 29, 2008


Anggota tentera Indonesia membawa gambar Suharto yang diringi paluan dram ketika berlangsungnya majlis pengebumian beliau. – AFP.

MATESIH, Indonesia 28 Jan. – Jenazah bekas Presiden Muhammad Suharto selamat disemadikan tengah hari ini dengan penuh penghormatan tentera, mengakhiri babak kontroversi dalam sejarah pemerintahannya selama 32 tahun.

Bekas Presiden berusia 86 tahun yang didakwa mengamalkan korupsi dan tercemar dengan pelanggaran hak asasi manusia ini telah disemadikan mengikut upacara pengebumian negara di pusara keluarganya, Astana Giribangun di bandar kecil Matesih, Jawa Tengah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan ucapan singkat ketika anggota keluarga terdekat menaburkan kelopak bunga mawar dan melur di atas kerandanya.

Suharto disemadikan di sebelah pusara isterinya, Siti Suhartinah yang meninggal dunia pada 1996.

Beribu-ribu rakyat berbaris sepanjang jalan raya menuju ke pusara beliau bagi memberi penghormatan terakhir ketika kenderaan yang membawa jenazahnya bergerak lalu.

Seorang wanita, Mariani, 53, berkata, dia sanggup berjalan kaki selama dua jam bagi memberi penghormatan kepada bekas pemimpin Indonesia itu.

Orang ramai termasuk murid sekolah melambaikan tangan dan sesetengah mereka menitiskan air mata ketika rombongan yang mengiringi jenazah Suharto melewati jalan ke tempat pemakaman yang terletak 35 kilometer dari Solo.

Puluhan juta lagi rakyat dari Aceh hingga Merauke menyaksikan upacara pengkebumian bekas Presiden kedua Indonesia itu melalui stesen telivisyen tempatan.

“Saya fikir Pak Harto sentiasa memikirkan rakyatnya. Semuanya murah, tetapi sekarang sudah mahal. Bagaimana buruk sekali pun Pak Harto, sumbangannya kepada negara sangat besar,” kata seorang lelaki berusia 52 tahun yang dikenali sebagai Heri.

Upacara pengkebumian bermula pada pukul 7.30 pagi ini di Jalan Cendana, Jakarta apabila anak sulung Suharto, Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) memecahkan piring sebelum menyerahkan jenazah kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Agung Laksono untuk dibawa ke tempat pengebumian.

Terdahulu jenazah Suharto diterbangkan dengan pesawat tentera dari Jakarta menuju ke Solo sebelum dibawa ke pusara keluarga beliau.

Berpuluh-puluh ribu penduduk keluar dan bersesak di jalan-jalan raya Jakarta ketika jenazah bekas Presiden Indonesia ini dibawa dari kediaman menuju ke lapangan terbang.

Konvoi membawa jenazah itu bergerak perlahan melalui jalan raya menuju ke lapangan terbang, diiringi beberapa helikopter, dan diberi tabik hormat oleh anggota tentera darat, laut dan udara Indonesia ketika kerandanya dimasukkan ke dalam pesawat.

Suharto, yang lahir di Desa Kemusuk, Yogyakarta memerintah Indonesia selama 32 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina di Jakarta selepas kegagalan fungsi organ akibat penyakit yang dideritainya sejak 1999.

Beliau meninggal pada pukul 1.10 petang semalam (2.10 petang Ahad waktu Malaysia) setelah 24 hari menerima rawatan di hospital berkenaan.

– Agensi




Ini adalah keratan akhbar dari Utusan Malaysia untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Selasa, Januari 29, 2008 | 0 ulasan

Suharto tutup usia

Written By JOM JALAN on 27/01/08 | Ahad, Januari 27, 2008


Mantan Presiden Indonesia, Suharto yang pernah memimpin selama 32 tahun, meninggal dunia di Jakarta hari Minggu pada usia 86 tahun.

Meninggalnya Suharto setelah tiga minggu dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina di Jakarta, karena komplikasi jantung, paru-paru dan ginjal.

"Bapak telah kembali ke Rahmatullah," kata putri tertua Pak Harto, Siti Hardiyanti Rukmana sambil menitikkan air mata kepada para wartawan di luar rumah sakit.

"Kami meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya selama ini." kata Tutut lagi.

Tim dokter mengatakan Suharto mengalami kegagalan multiple organ semalam.

Dokter berusaha untuk membantu Suharto, namun meninggal sekitar jam 13.10 WIB.

Seorang dokter yang menangani Suharto, Munawar, mengatakan "kami berusaha yang terbaik, namun Tuhan menentukan yang lain."

Menurut mantan menteri Sekretaris Negara, Moerdiono, seluruh enam anak Suharto, dan keluarga lainnya berada di sisi tempat tidur Suharto ketika dia meninggal.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pernyataan bela sungkawa dan meminta rakyat Indonesia berdoa bagi mantan pemimpin Orde Baru tersebut.

"Saya juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menunjukkan penghormatan tertinggi kepada salah satu putra terbaik Indonesia tersebut." kata Presiden.

Bendera Merah Putih di luar Istana Presiden di Jakarta diturunkan setengah tiang, dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari.

Juru bicara presiden mengatakan Presiden Yudhoyono akan memimpin upacara pemakaman hari Senin di pemakaman pribadi keluarga Suharto di Solo, Jawa Tengah.




Ini adalah keratan akhbar dari BBC Indonesia untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Ahad, Januari 27, 2008 | 0 ulasan

The lasting legacy of Suharto

By Jonathan Head
BBC News, Bangkok

If Suharto had the kind of pumped-up ego we usually associate with powerful politicians, he never let it show.

In fact he rarely betrayed any emotion.

In stark contrast to his fiery and extrovert predecessor Sukarno, Indonesia's first president, Suharto exuded a sense of calm detachment, his face an enigmatic mask that gave away little.

He kept himself aloof from foreigners and Indonesians alike, almost never granting interviews, only addressing the public sparingly in set-piece speeches which he delivered in a monotone mumble with all the charisma of a junior civil servant.

He left no statues of himself, no parks or roads were named after him, and only on special occasions did you see his face up on billboards, although in the last years of his rule it did appear on the largest-denomination banknote.

Indonesians often found it difficult to pin down what they felt about the man who had towered over their lives for so long.

For most he remained an opaque, distant figure.

They certainly feared him.

He preferred indirect methods to disable his opponents, but was prepared at times to unleash terrifying violence to defend his so-called New Order regime.

Slaughter

The bloodshed which accompanied his rise to power, after a mysterious coup attempt in 1965 which he blamed on Indonesia's then-powerful Communist Party, was on a scale matched only in Cambodia in this region.

Within the space of a few months at least half a million people were slaughtered in anti-communist pogroms that, at the very least, Suharto and the military tacitly encouraged.


RISE AND FALL OF SUHARTO
Born in Java, June 1921
Comes to power in 1965 after alleged Communist coup attempt
Formally replaces Sukarno as president in March 1967
Modernisation programmes in the 70s and 80s raise living standards
East Timor invaded in late 1975
Asian economic crisis of the 1990s hits Indonesian economy
Spiralling prices and discontent force him to resign in May 1998
Judges rule he is unfit to stand trial for corruption in 2000
Transparency International says he tops the world all-time corruption table in March 2004

The trauma of that period scars Indonesia to this day, and was a key tool in Suharto's armoury.

The spectre of a communist revival was used time and again, right up to the end of his rule, to discredit dissidents, even though the party was completely destroyed in the 1960s.

In the wake of those killings, 200,000 people were detained, half of who remained in prison for more than a decade, most without trial.

They included some of Indonesia's best-known artists and intellectuals.

But it was his ability to manipulate the fear left over from the 1960s which was Suharto's key talent.

He created a network of intelligence agencies whose job it was to sniff out any dissent before it could gain momentum.

Two million people were officially tainted with left wing associations right through to the 1990s - that might just mean having had a grandparent connected in some way with the old Communist Party.

Such a taint could bar you from a government job, or a place at university.

His intelligence agencies proved adept at provoking incidents that gave them a pretext to crush incipient opposition, or at persuading opponents to switch sides.

The student movement was crushed in the 1970s, Islamic activists were either co-opted or jailed in a series of show trials in the 1980s, and independent media outlets were crippled in the mid-1990s.

Economic growth

Suharto had an unrivalled political cunning, an unerring instinct for wrong-footing possible rivals.

But he also carried with him the mindset formed by his small-town upbringing, and believed the mass of the rural poor should be disconnected from politics, and focus only on improving their lives.

His preferred title was revealing - Bapak Pembangunan, meaning "father of development".

His approach to ruling the country was as a stern but benevolent father, who enjoyed dispensing folksy advice and assistance to awe-struck farmers, but would brook no criticism.

It was an approach that delivered impressive stability and development, but at a price.

When he took over in 1966 the economy was in ruins, inflation out of control, and abject poverty was everywhere.

For the next three decades he steered Indonesia through a period of almost unbroken economic growth, improving its infrastructure, its agricultural and industrial output, and the living standards of most Indonesians.

But the oppressive political climate stifled intellectual development, and smothered attempts to address Indonesia's many ethnic and religious disputes, which then erupted after Suharto's downfall with great loss of life.

Suharto was also lucky. His accession to power coincided with the escalation of the Vietnam War, when the United States was desperate for reliable allies in the region and willing to turn a blind eye to his human rights record.

It also coincided with the first oil boom, which poured riches into the government's coffers.

This only fuelled the culture of patronage and corruption which was endemic in Suharto's paternalistic style of government.

It was one of his great blind spots, a corrosive drag on his economic achievements he never seemed to recognise.

He was notably weak in confronting the conflicts of interest surrounding his six children, who became spectacularly rich during the boom years of the 1980s and 90s.

Suharto himself lived modestly, but he surrounded himself with people who did not, and who flagrantly abused their access to him to become even richer.

Obscure retirement

Was he a great Asian leader? The many thousands of victims of his brutal purges would surely say no, and yet most Indonesians probably accepted his rule as largely beneficial right up to his last few years in power.

He enjoyed great respect in the rest of the region as a leader who had led Indonesia away from chaos and confrontation with its neighbours.

Had he felt able to step down a few years earlier, his reputation in his country would have been assured.

As his New Order began to show its age in the 1990s, there was much fevered speculation over how violent Suharto's departure would be, whether it would be as bad as Indonesia's only other experience of a power transfer in the mid-1960s.

Many saw Indonesia as another Yugoslavia, an unwieldy sprawl of islands and ethnic groups that was doomed to fall apart once Suharto's vice-like hold on power was loosened.

Yet, when finally confronted with overwhelming opposition in May 1998, he did not, as many feared, use the military to defend his regime, but instead accepted his defeat, and stepped back into obscure retirement.

After a shaky few years, Indonesia has developed into one of Asia's most lively democracies, and is enjoying strong economic growth again.

One look at nearby Burma, a country with some striking similarities, is enough to know how bad things could have been in Indonesia under different leadership.





Ini adalah keratan akhbar dari BBC News untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Ahad, Januari 27, 2008 | 0 ulasan

Former Indonesian President Suharto dies at 86

The octogenarian Suharto, shown at birthday celebrations in June.

JAKARTA, Indonesia (CNN) -- Former Indonesian dictator Haji Muhammad Suharto -- the "smiling general" who ruled his country with an iron fist for three decades -- died Sunday at a hospital in Jakarta, said his doctor. He was 86.

He was rushed to Pertamina Hospital on January 4 for treatment of a failing liver, heart and lungs, his doctors said.

He had been suffering at home for five days.

His death comes just a day after his doctors said he appeared to be making a remarkable recovery.

Suharto, who, like other Indonesians, only has one name, was president of Indonesia from 1967 until he was forced to resign -- under immense political pressure -- in 1998.

He is credited with shaping modern Indonesia by boosting the economy and making the sprawling archipelago a regional power.

However, he also reigned as the nation was beset by internal corruption and, at the end of his rule, economic decline.

"He was known as the smiling general. He could be very charming, but behind that smile was this streak of steel," said Richard Woolcott, Australia's former ambassador to Indonesia.

"In the short term, he'll probably be judged fairly harshly by Australian critics and others in the West, but in the longer term, I suspect historians will see his contributions to Indonesia in a very positive light," Woolcott told CNN





Ini adalah keratan akhbar dari CNN untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Ahad, Januari 27, 2008 | 0 ulasan

Suharto meninggal dunia


JAKARTA, 27 Jan — Bekas Presiden Indonesia, Suharto meninggal dunia pada pukul 1.10 petang ini waktu tempatan (2.10 waktu Malaysia) setelah berada dalam keadaan kritikal sejak awal pagi ini.

Pengumuman itu dibuat oleh bekas Menteri Setiausaha Negara Indonesia, Moerdiono melalui siaran sebuah radio tempatan ke seluruh negara itu sejurus selepas pasukan Doktor Presiden yang merawat Suharto mengesahkan kematian bekas presiden itu.

Suharto, 86, memerintah Indonesia selama 32 tahun dari 1966 hingga 1998 berada dalam keadaan kritikal sejak dimasukkan ke Hospital Pusat Pertamina, Jakarta Selatan pada 4 Jan lepas.

Terdahulu hari ini, doktor mengisytiharkan Suharto dalam keadaan kecemasan dan paling kritikal sejak berada di hospital itu apabila sejak pukul 1 pagi ini bekas pemimpin itu terpaksa bergantung sepenuhnya kepada bantuan alat pernafasan setelah pelbagai organ badannya gagal berfungsi.

Moerdiono yang juga jurucakap keluarga Suharto berkata, anak-anak bekas presiden itu berada di sisi bapa mereka ketika itu.

Semasa dirawat di hospital itu, Suharto yang dimasukkan ke hospital itu pada awalnya kerana masalah pencernaan dan paru-paru berair, beberapa kali dilaporkan berada dalam keadaan koma dan menjalani rawatan pemindahan darah.

Suharto atau lebih dikenali dengan gelaran “Pak Harto” adalah bekas Presiden kedua Indonesia yang juga dikenali sebagai “Bapa Pembangunan Indonesia” hasil perkembangan pesat negara itu semasa era pemerintahannya.

Suharto yang turut dihormati di kalangan negara jiran rantau ini adalah antara pemimpin yang banyak menyumbang dalam pertubuhan serantau Asean.

Bekas Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad yang turut melawat Suharto di hospital itu pada 14 Januari lepas berkata, bekas presiden itu juga berperanan utama dalam memulihkan hubungan antara Malaysia-Indonesia (selepas konfrontasi terhadap Malaysia yang dilancarkan oleh presiden pertama Indonesia, Sukarno).

“Suharto memudahkan perhubungan antara Malaysia dengan Indonesia yang selepas itu semakin meningkat dan hubungan jadi begitu rapat sehingga kita boleh anggap ini serumpun, yang sememangnya dari asal dekat,” kata Dr Mahathir kepada media Indonesia sejurus selepas meluangkan masa kira-kira 25 minit melawat Suharto di hospital itu.

Sultan Pahang Sultan Ahmad Shah adalah antara kenamaan Malaysia yang melawat Suharto di hospital itu.- Bernama




Ini adalah keratan akhbar dari Utusan Malaysia untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Ahad, Januari 27, 2008 | 0 ulasan

Heath Ledger `The Joker’ mati

Written By JOM JALAN on 24/01/08 | Khamis, Januari 24, 2008


Heath Ledger ditemui mati dipangsapurinya dipercayai kerana terlebih dos ubat tidur


23/01/2008 6:58pm

NEW YORK 23 Jan. - Aktor Heath Ledger yang ditunggu-tunggu penampilannya sebagai `The Joker’ dalam filem terbaru Batman: The Dark Night ditemui mati di pangsapurinya di sini pagi ini.

Bintang berusia 28 tahun kelahiran Australia itu yang dicalonkan untuk Academy Award kerana lakonannya sebagai koboi homoseksual dalam filem `Brokeback Mountain’, dipercayai mati kerana terlebih dos ubat tidur. - The Age.







Ini adalah keratan akhbar dari Utusan Malaysia untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain.
Khamis, Januari 24, 2008 | 0 ulasan

MENCARI SHARLINIE

Written By JOM JALAN on 12/01/08 | Sabtu, Januari 12, 2008


Sharlinie Mohd. Nashar, 5, dilaporkan hilang ketika bermain bersama kakaknya di padang permainan yang terletak kira-kira 200 meter dari rumahnya di No. 29, Jalan PJS2C/11N, Taman Medan, Petaling Jaya.

Ketua Polis Daerah Petaling Jaya, Asisten Komisioner Arjunaidi Mohamed berkata, mangsa diculik kira-kira pukul 11.30 pagi. Ketika itu mangsa sedang leka bermain bersama kakaknya, Sharliena yang berusia lapan tahun.

Menurut beliau, ketika hilang, mangsa yang mempunyai tiga adik-beradik memakai baju-T dan skirt berwarna biru muda serta selipar warna merah jambu.

Berita-berita pencarian Sharlinie:

11 Januari 2008
Penduduk dakwa nampak 'penculik' Sharlinie
PGA bantu buru suspek culik Sharlinie
Mencari Sharlinie
Tubuh pasukan pencari
Poster Sharlinie diedar
Taman Medan sasaran penculik?
Bapa Nurin kongsi cemas
Puteri UMNO edar poster

10 Januari 2008
Bapa Sharlinie terima banyak SMS
Polis Bukit Aman dan Selangor dikerah buru penculik
Poster mencari Sharlinie pantas diedar, tampal
Sharlinie: Polis tubuh pasukan khas Bukit Aman, Selangor
TV siar fotofit penculik Sharlinie setiap 30 minit - Shahrizat

9 Januari 2008
Polis buru penculik Sharlinie







Ini adalah keratan akhbar dari Utusan Malaysia untuk membantu mencari Sharlinie. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Sabtu, Januari 12, 2008 | 0 ulasan

ADUN mati ditembak -- Mayat Krishnasamy ditemui dalam lif bangunan MIC Johor

Oleh: KHADIJAH IBRAHIM dan HAMDAN TAWADI

JOHOR BAHRU 11 Jan. – Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN) Tenggaroh, Datuk S. Krishnasamy mati ditembak di dalam lif bangunan MIC Johor di Jalan Segget di sini hari ini.

Mayat Krishnasamy, 62, yang berlumuran darah ditemui dalam keadaan tertiarap di dalam lif itu kira-kira pukul 2.10 petang.

Terdapat kesan tembakan pada kepalanya di bawah mata kiri.

Kejadian itu berlaku ketika mangsa yang juga Timbalan Pengerusi MIC Johor mahu ke tingkat dua bangunan berkenaan untuk menghadiri mesyuarat Badan Perhubungan MIC Johor.

Ia berlaku beberapa minit selepas beliau menjamu selera bersama para pemimpin MIC tempatan di sebuah restoran di Jalan Trus berdekatan bangunan MIC itu.

Beberapa saksi mendakwa mereka melihat seorang lelaki berusia 20-an tergesa-gesa melarikan diri menaiki motosikal sejurus bunyi tembakan kedengaran.

Timbalan Ketua Polis Johor, Datuk Mokhtar Mohd. Shariff berkata, polis menerima panggilan orang awam pada pukul 2.20 petang memaklumkan mengenai penemuan mayat seorang lelaki dalam lif bangunan enam tingkat itu.

Krishnasamy dipercayai ditembak dari jarak dekat.

“Polis bergegas ke tempat kejadian dan mendapati mayat wakil rakyat itu tertiarap dalam lif bangunan itu,” katanya ketika ditemui pemberita di lokasi kejadian.

Ini adalah kejadian kedua seorang wakil rakyat mati ditembak dalam tempoh 10 tahun lalu.

Pada 4 November 2000, ADUN Lunas, Kedah, Dr. Joe Fernandez, 54, mati ditembak oleh seorang pembonceng motosikal ketika memberhentikan keretanya di satu persimpangan lampu isyarat di Bukit Mertajam, Pulau Pinang.

Menurut Mokhtar, satu pasukan khas ditubuhkan bagi menyiasat kes itu dan mereka

memulakan siasatan dari pelbagai sudut termasuk mengenal pasti punca dan motif pembunuhan tersebut.

“Beberapa anggota polis yang terdiri daripada pegawai kanan telah memulakan siasatan kes ini. Setakat ini belum ada tangkapan dibuat,” jelasnya.

Ditanya adakah pembunuhan Krishnasamy bermotif politik, Mokhtar berkata:

“Polis masih menyiasat kes ini dan kita minta semua pihak tidak membuat sebarang spekulasi yang hanya akan mengganggu siasatan.”

Anak perempuan mendiang, K. Rani, 34, yang ditemui di lokasi kejadian kelihatan sebak dan menangis berikutan kejadian tersebut.

Katanya, mayat bapanya dibawa ke rumah mayat Hospital Sultanah Aminah di sini untuk dibedah siasat.

Sementara itu, Ketua MIC Cawangan Taman Datuk Cheelam Tebrau di sini, S. Arumugam adalah antara orang yang sempat makan tengah hari bersama mendiang sebelum kejadian itu.

“Kami serta beberapa pemimpin MIC lain sempat makan tengah hari bersama-sama mendiang yang makan nasi campur dan air kosong. Dia minta diri lebih awal kerana hendak menghadiri mesyuarat,” katanya.

Menurut Arumugam, sebaik sahaja kereta mendiang tiba di bangunan MIC, beliau terdengar bunyi tembakan.

Orang ramai yang berada di sekitar bangunan MIC itu gempar dengan pembunuhan wakil rakyat itu.

Kejadian kira-kira pukul 2 petang itu menyebabkan keadaan kelam kabut kerana orang ramai berpusu-pusu mengerumuni bangunan tersebut.

Menurut seorang saksi, V. Kamala, 45, kejadian itu berlaku ketika beliau berada di tingkat enam bangunan berkenaan.

“Saya terkejut apabila terdengar bunyi tembakan. Dengan pantas saya turun menggunakan tangga.

“Seorang lelaki memberitahu dia nampak seorang lelaki terbaring berlumuran darah di dalam lif,” katanya yang bekerja sebagai kerani di pejabat MIC itu.

Katanya, Ketua Puteri MIC Johor, R. Vithiyamohan turut berada di situ.

Mereka kemudian meminta lelaki berkenaan segera menelefon polis bagi memaklumkan kejadian itu.

Sementara itu, Ketua MIC Bahagian Seri Gading, S. Murugan berkata, beliau yang berada dalam bangunan tersebut semasa kejadian turut terdengar bunyi tembakan.

“Saya diberitahu ada seorang lelaki berusia awal 20-an melarikan diri dari bangunan MIC selepas kejadian itu berlaku.

“Bagaimanapun, saya tidak saksikan kejadian itu kerana saya ketika itu berada di tingkat dua,” katanya.

Antara yang meninjau tempat kejadian itu petang ini ialah Pengerusi MIC Johor, Datuk K.S. Balakrishnan; Timbalan Pengerusi MCA Johor, Freddie Long Hoo Hin dan Datuk Bandar Johor Bahru, Datuk Mohd. Naim Nasir.




Ini adalah keratan akhbar dari Utusan Malaysia untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Sabtu, Januari 12, 2008 | 0 ulasan

Indonesia akui kita telus

PUTRAJAYA 11 Jan. – Indonesia mengakui telah banyak kemajuan yang dilakukan oleh Malaysia dalam memberi perlindungan dan layanan terhadap pekerja dari republik itu di negara ini.

Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono berkata, kerajaan Malaysia telah melaksanakan langkah-langkah yang bertanggungjawab dan telus dalam menangani masalah tenaga kerja Indonesia.

Sehubungan itu, beliau menggesa semua pihak termasuk rakyat Indonesia di republik itu supaya mengelak perkara-perkara yang boleh menimbulkan salah faham di antara kedua-dua negara khususnya berkaitan pekerja Indonesia di Malaysia.

‘‘Semangat kami tetap sama bahawa mereka (pekerja Indonesia di Malaysia) harus mendapat perlindungan dan layanan yang baik dan apabila ada masalah hukum (undang-undang) ditegakkan dan keadilan betul-betul dijalankan dengan baik,” katanya.

Susilo berkata demikian pada sidang akhbar bersama selepas mengadakan pertemuan tertutup dan mesyuarat delegasi dengan Perdana Menteri, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi di sini hari ini.

Susilo berkata, pada pertemuan itu, Abdullah telah menerangkan satu persatu perkembangan 17 kes berkaitan warga Indonesia yang mendapat perhatian umum termasuk kes pembantu rumah Nirmala Bonat.

‘‘Saya senang (kerana) ada penjelasan 17 kes yang utama berkaitan masalah perundangan yang menimpa pekerja Indonesia. Malah, semalam saya juga telah bertemu Nirmala Bonat dan saya dapatkan penjelasan langkah berikutnya lagi. Ini satu kemajuan,” katanya.

Mengulas pengambilan pekerja dari republik itu, beliau berharap polisi dan mekanisme sedia ada diperkemaskan lagi pada masa akan datang supaya kehadiran mereka bukan saja memberi manfaat kepada Malaysia tetapi juga Indonesia.

Katanya, mekanisme yang diguna pakai hari ini sudah mencapai tahap kemajuan yang diharapkan tetapi ia perlu diperbaiki lagi.

“Sekarang sudah maju tetapi kita berharap lebih mapan lagi sehingga kehadiran pekerja Indonesia membawa manfaat bagi Malaysia dan tentunya bagi Indonesia sendiri,” katanya.

Susilo turut mengucapkan terima kasih kepada rakyat Malaysia kerana menerima kehadiran pekerja Indonesia yang turut memberi sumbangan kepada pembangunan di negara ini.

“Jika kedua-kedua kerajaan melakukan kawal selia yang baik, perlindungan yang baik, dengan demikian manfaat kedua-dua negara dapat dicapai,” katanya.

Mengenai isu-isu dua hala, beliau berkata, kedua-dua pihak telah membincangkannya secara mendalam seperti masalah sempadan wilayah Indonesia dan Malaysia di mana persetujuan telah dicapai untuk mengaktifkan lagi kumpulan perundingan supaya masalah itu dapat diselesaikan segera.

Katanya, usaha untuk meningkatkan keamanan di Selat Melaka dan kerjasama dalam bidang pertahanan di antara kedua-dua negara turut dibincangkan.




Ini adalah keratan akhbar dari Utusan Malaysia untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Sabtu, Januari 12, 2008 | 0 ulasan

Patuhi undang-undang Malaysia – Susilo

Oleh: HATA WAHARI

KUALA LUMPUR 11 Jan. – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta 1.2 juta pekerja Indonesia di negara ini tidak melanggar undang- undang Malaysia terutama peraturan- peraturan imigresen.

Susilo menegaskan, sekiranya ada pekerja Indonesia yang melanggar undang-undang, mereka perlu dihadapkan ke mahkamah selaras dengan proses keadilan di negara ini.

‘‘Marilah kita jangan ada masalah undang-undang. Kalau berhadapan dengan masalah tersebut, tanya kepada pegawai-pegawai Kedutaan Besar Republik Indonesia di sini kerana pemerintah amat mengambil berat terhadap kebajikan pekerja Indonesia di Malaysia,’’ katanya.

Beliau berkata demikian ketika berucap di hadapan 1,500 pekerja Indonesia yang berurusan di kaunter pembaharuan pasport di Kedutaan Besar Indonesia di sini petang ini.

Sebelum itu, Susilo dan isteri, Ani Bambang Yudhoyono yang dalam lawatan kerja tiga hari ke Malaysia menerima taklimat daripada Pemangku Duta Besar Indonesia, Tatang B. Razak mengenai kebajikan rakyat Indonesia di negara ini.

Susilo kemudian melawat kaunter pembaharuan pasport kedutaan besar itu yang telah dinaik taraf daripada lapan kaunter kepada 26 kaunter.

Kemudahan itu mampu memproses pembaharuan pasport dalam tempoh tiga jam berbanding 41 hari sebelum ini.

Susilo tiba ke Malaysia semalam untuk menghadiri rundingan tahunan dengan Perdana Menteri, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi.

Beliau yang diiringi isteri mengetuai delegasi 150 anggota yang antaranya terdiri daripada menteri-menteri Kabinet serta pegawai-pegawai kanan kerajaan.

Susilo memberitahu, lawatannya ke Malaysia kali ini secara spesifik mahu meminta kerajaan negara ini memberi perlindungan undang-undang sepenuhnya kepada pekerja Indonesia

Presiden itu menyatakan rasa gembira kerana kehadiran pekerja-pekerja Indonesia diterima dengan baik dan majikan-majikan di negara ini juga bersedia menerima pekerja republik itu kerana mereka bekerja dengan baik.

Sehubungan itu, beliau mahu rakyat Indonesia mempertahankan kepercayaan majikan-majikan itu dan jangan menjejaskan persefahaman yang telah dicapai dengan kerajaan Malaysia.

‘‘Kita perlu berterima kasih kepada Malaysia kerana menyediakan peluang pekerjaan kepada rakyat Indonesia.

“Saya percaya Malaysia juga berterima kasih kepada pekerja Indonesia atas sumbangannya terhadap pembangunan negara ini,’’ katanya.

Presiden Indonesia itu memberitahu, sekiranya pekerja Indonesia berhadapan dengan masalah, ia perlu diselesaikan dengan adil.

‘‘Saya telah mengarahkan pegawai-pegawai kedutaan agar melindungi dan memberi perkhidmatan sebaik-baiknya kepada pekerja-pekerja Indonesia di negara ini,’’ kata beliau.



Ini adalah keratan akhbar dari Utusan Malaysia untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Sabtu, Januari 12, 2008 | 0 ulasan

PM: Hubungan erat bawa pengaruh positif

KUALA LUMPUR 11 Jan. – Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi berharap hubungan erat Malaysia dan Indonesia membawa pengaruh besar yang positif bukan sahaja kepada penduduk kedua-dua negara, malah seluruh rantau ini.

Perdana Menteri turut menyifatkan hubungan yang sedia terjalin antara Kuala Lumpur dan Jakarta sebagai sangat strategik dalam semua aspek.

Katanya, hubungan erat itu dapat dibuktikan melalui perbincangan beliau dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sama ada melalui pertemuan empat mata ataupun bilateral.

‘‘Adalah menjadi harapan semua pihak supaya hubungan Malaysia dan Indonesia bertambah erat dan terus memberi makna besar selain membawa manfaat serta kebaikan kepada kedua-dua negara,” katanya.

Beliau berkata demikian ketika berucap pada majlis makan malam selepas menyaksikan Konsert Setiakawan terbitan Radio Televisyen Malaysia (RTM) sempena meraikan ulang tahun ke-50 hubungan Malaysia-Indonesia di Auditorium Perdana Angkasapuri di sini malam ini.

Konsert tersebut turut dihadiri oleh isteri kedua-dua pemimpin itu, Datin Seri Jeanne Abdullah dan Ani Bambang Yudhoyono.

Abdullah turut melahirkan penghargaan kepada Susilo yang telah memberikan pelbagai pandangan yang menyumbang kepada kejayaan perbincangan dalam pertemuan antara mereka berdua di Putrajaya pagi ini.

‘‘Saya sangat-sangat merasai signifikan eratnya hubungan (Malaysia-Indonesia) kerana kita bermula pada tahun baru Hijrah. Mudah-mudahan ia menjadi penanda penting nilai kerjasama kita bangsa serumpun,” katanya.

Sementara itu, Susilo dalam ucapan balasnya bersependapat dengan Abdullah tentang pentingnya hubungan strategik antara dua bangsa itu terus dijalin.

Malah, beliau berharap melalui hubungan erat itu kedua-dua bangsa dapat melangkah lebih maju untuk masa depan yang lebih baik.

‘‘Mudah-mudahan hubungan erat ini dapat dikekalkan,” katanya.




Ini adalah keratan akhbar dari Utusan Malaysia untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Sabtu, Januari 12, 2008 | 0 ulasan

Malaysia-Indonesia tubuh Kumpulan Tokoh Terkemuka

SOLAT JUMAAT...Abdullah Ahmad Badawi dan Susilo Bambang Yudhoyono menunaikan solat Jumaat di Masjid Putra, Putrajaya, semalam. – Gambar ZAKI AMIRUDDIN.

Oleh: ZULKIFLI JALIL dan HAMDEN RAMLI

PUTRAJAYA 11 Jan. – Malaysia dan Indonesia bersetuju menubuhkan Kumpulan Tokoh-Tokoh Terkemuka (Eminent Persons Group) bagi menyelesaikan segala isu yang boleh mencetuskan ketegangan antara kedua-dua negara.

Persetujuan itu dicapai dalam mesyuarat dua hala delegasi kedua-dua negara yang diketuai oleh Perdana Menteri, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi dan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono di sini hari ini.

Abdullah berkata, kumpulan yang dicadangkan penubuhannya oleh Susilo itu akan dianggotai tujuh tokoh dari Malaysia dan Indonesia yang senarainya akan ditentukan kemudian.

‘‘Tugas kumpulan ini adalah untuk sentiasa meninjau, berbincang dan mencari penyelesaian mengenai isu-isu, misalnya dalam bidang berkaitan ekonomi, kebudayaan dan agama.

“Mereka akan memberi pandangan yang boleh disampaikan kepada pemerintah masing-masing supaya kami (kerajaan) dapat menentukan apakah (bentuk penyelesaian) yang perlu dilaksanakan,” katanya.

Abdullah berkata demikian pada sidang akhbar bersama Presiden Indonesia itu selepas mesyuarat dua hala lebih sejam yang diadakan sempena lawatan kerja tiga hari Susilo ke Malaysia.

Sebelum mesyuarat delegasi kedua-dua negara itu bermula, Abdullah dan Susilo mengadakan pertemuan empat mata secara tertutup di pejabat Perdana Menteri di sini.

Pada tahun lalu Susilo dan Abdullah mengadakan pertemuan tahunan mereka di Padang, Bukit Tinggi, Sumatera.

Sejak beberapa tahun lalu, hubungan Malaysia-Indonesia sentiasa diuji dengan pelbagai cabaran termasuk yang terbaru berhubung isu kesenian reog ponorogo (barongan) dan kontroversi penggunaan lagu Rasa Sayang dalam iklan pelancongan Malaysia.

Isu-isu sensitif lain yang kadangkala tercetus ialah penderaan pembantu rumah oleh majikan di Malaysia, jerebu yang berpunca daripada pembakaran hutan di Indonesia,

jenayah oleh pendatang Indonesia dan masalah berkaitan sempadan.

Semalam, Susilo dianugerahkan Darjah Utama Seri Mahkota Negara oleh Yang di-Pertuan Agong di Istana Negara sebagai menghargai usaha Presiden itu mengeratkan hubungan dua hala antara Indonesia-Malaysia.

Abdullah berkata, secara umumnya beliau melihat hubungan Malaysia dan Indonesia adalah baik walaupun mengakui terdapat masalah yang timbul dari semasa ke semasa.

Menurutnya, ketika ini Malaysia bukan sahaja merupakan pelabur utama malah penyumbang kepada Pelaburan Langsung Asing (FDI) di Indonesia.

Dalam bidang pendidikan pula, katanya, ramai anak muda Malaysia dan Indonesia belajar di kedua-dua negara.

‘‘Ada interaksi dan hubungan kebudayaan yang hebat antara penduduk Malaysia dan Indonesia sehinggakan orang Indonesia dari Minangkabau, Jawa dan etnik lain membawa bersama budaya, lagu dan adat istiadat mereka ke negara ini.

“Hari ini semuanya dilihat sebagai sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan di Malaysia,” katanya.

Abdullah berkata, dalam pertemuan dengan Susilo, beliau mengambil kesempatan menjelaskan masalah yang menimbulkan keributan berkaitan pekerja Indonesia di sini.

‘‘Saya telah memperjelaskan satu persatu kes-kes berprofil tinggi kepada Presiden (Susilo) dan anggota (delegasi) Indonesia. Jadi, mudah-mudahan, mesyuarat kita pada awal Muharam Januari 2008 ini akan menjadi penanda untuk membawa kemajuan yang lebih hebat lagi pada masa hadapan,” katanya.

Mengenai pengambilan pekerja dari Indonesia, Abdullah berkata, Malaysia seboleh-bolehnya ingin mengurangkan kedatangan pekerja Indonesia tanpa dokumen yang sah.

‘‘Kalau mereka datang dengan dokumen sah, lebih mudah mereka dapat kerja, senang dikawal dan juga lebih mudah mereka mendapat bantuan yang diperlukan termasuk bantuan guaman sekiranya sesuatu berlaku kepada mereka.

‘‘Tapi kalau datang tanpa dokumen, ia menimbulkan banyak masalah dan yang dibimbangkan ialah pelbagai masalah akan mereka hadapi kerana tiada dokumen sah.

‘‘Yang pentingnya ialah kita menganggap pekerja ini sebagai penyumbang kepada ekonomi kita dan kerajaan memang memerlukan pekerja-pekerja bukan hanya dari Indonesia tetapi juga dari negara-negara lain,” katanya.

Perdana Menteri memberitahu, beliau turut memaklumkan kepada Susilo bahawa pekerja Indonesia mesti patuh dan taat kepada undang-undang Malaysia dan Presiden Indonesia itu sendiri mengakui betapa pentingnya pekerja Indonesia berbuat demikian.

Abdullah berkata, jika seseorang rakyat atau pekerja Indonesia dihadapkan ke mahkamah di Malaysia, bukan hanya pegawai kedutaan Indonesia di sini dibenarkan menghadiri perbicaraan itu malah pegawai dari Jakarta boleh menyertainya.

‘‘Kita juga ingin menjelaskan bahawa Malaysia tidak mengamalkan diskriminasi terhadap pekerja Indonesia. Mereka datang dengan sah dan kita memberi peluang pekerjaan kepada mereka sekiranya segala syarat dipatuhi,” kata beliau.

Menjawab soalan seorang wartawan Indonesia mengenai persepsi kebebasan media di negara ini yang dilihat lebih tertutup berbanding di Indonesia yang agak bebas dalam melaporkan isu tertentu dari kedua-dua negara, Abdullah berkata, adalah penting satu mekanisme diwujudkan bagi menangani masalah itu.

‘‘Satu mekanisme untuk mempertemukan wakil media kedua-dua negara perlu (diperkenalkan) iaitu bukan (bertemu) setahun sekali bahkan lebih kerap lagi.

‘‘Dalam pertemuan itu, kita boleh fikirkan apakah perkara yang lazimnya timbul dan tidak menyenangkan,” katanya.

Kata Abdullah: ‘‘Dengan ini, kita dapat melihatnya melalui cara yang betul agar semua (pihak) tidak salah faham serta tidak mendapat reaksi negatif daripada rakyat kedua-dua negara.” [UM]





Ini adalah keratan akhbar dari Utusan Malaysia untuk tujuan dokumentasi. Akhbar & Majalah dikelola oleh Syafrein Effendiuz yang juga editor Majalah.Dompas.net, Dompas Network, dan Artikel Sentral. Dia juga mengelola beberapa blog: Catatan Sekilas, Perkahwinan, Tokoh, Usahawan Maya, Cyber Ilmu, Riau, Banners to click!, Making money from home just got easier, dan lain-lain. Dia kini bekerjasama dengan Zubli Zainordin pengasas Sains dan Seni Jaya Diri, pengarang blog Total Happiness dan pengelola Book Project blog.
Sabtu, Januari 12, 2008 | 0 ulasan

Blog Archives