Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pages

Written By JOM JALAN on 31/03/05 | Khamis, Mac 31, 2005


23 Maret, 2005 - Published 17:05 GMT
Pembunuh Minnesota 'pengagum Hilter'
Jeff Weise, remaja yang polisi katakan menembak enam orang di Minnesota,
adalah pemuda yang tidak puas yang mungkin menyatakan kekaguman kepada Adolf Hitler di situs internet neo Nazi.
Remaja bersenjata itu menembak mati dua orang termasuk kakeknya kemudian membunuh tujuh orang lainnya di sekolah menengah dia sebelum bunuh diri.
Menurut beberapa saksi mata, salah seorang korban terdengar merengek meminta ampun kepada "Jeff" saat remaja dengan senjata berkeliling Sekolah Menengah Atas Red Lake dengan menyeringai dan melambai-lambaikan tangan.
Sekolah itu terdapat di daerah terpencil Red Lake di cagar suku pribumi Amerika dekat perbatasan Kanada.
Sekitar 10.000 anggota Suku Red Lake Chippewa dimana Weise salah satunya, tinggal di cagar suku pribumi itu.
Rekan-rekannya menyebutkan, Weise, pemuda tinggi berusia 16 tahun, mencat mukanya dengan gaya ghotic dan mengenakan pakaian hitam.
'Aneh'
Beberapa saksi mata menyebutkan dia sering digoda di sekolah.
Menurut surat kabar setempat, St Paul Pioneer Press, keluarga Weise menyatakan ayahnya melakukan bunuh diri empat tahun lalu dan ibunya tinggal di rumah jompo di Minneapolis sejak menderita cedera otak akibat kecelakaan mobil.
Surat kabar itu mengutip siswa yang berada di sekolah waktu terjadi serangan yang mengatakan, dia pernah satu kelas dengan Weise namun tidak masuk sekolah belakangan ini.
Dia mengatakan kepada koran itu, Weise dipandang "aneh" oleh siswa lain.
"Dia suka mengacau," katanya.
Menurut dia, Weise tidak pernah berbicara mengenai Nazi namun ditambahkan, "Dalam gambar yang dia buat, orang dengan topi kecil mengenakan tanda Nazi".
'Pengagum Hitler'
Seorang pengirim terhadap forum situs internet neo Nazi menyebut dirinya Jeff Weise.
Dalam serangkaian kiriman surat yang dimulai sekitar setahun lalu dengan nama samaran Todesengel ("Malaikat Maut" dalam bahasa Jerman),dia menyatakan
tertarik bergabung dalam kelompok itu.
"Saya kira saya selalu membawa kekaguman kepada Hilter dan tindakannya serta keberaniannya untuk menduduki negara lebih besar. Saya juga memiliki kecenderungan tidak menyukai komunisme," tulis Weise.
"Kemarahan timbul dalam diri saya mengenai bagaimana orang-orang melakukan penghakiman terhadap seseorang sekalipun seperti menyatakan 'saya mendukung apa yang Hitler lakukan' tanpa mendengar apa yang dikatakan. Kemarahan ini berlipat ganda jika berasal dari etnik minoritas," kata Weise.