DIGELAR PAGUYUBAN TRI TUNGGAL; Kirab Gunungan Mauludan 4 Penjuru Yogya
MEMPERINGATI Maulud Nabi Muhammad SAW, Paguyuban Tri Tunggal akan menyelenggarakan kirab tumpeng besar (gunungan) dari 4 penjuru Yogya, menuju Stadion Kridosono. Kirab ini diiringi pelbagai kesenian tradisional. Menjelang gunungan masuk stadion, seperangkat gamelan yang sudah disiapkan akan ditabuh dengan gendhing-gendhing bernuansa religius. Acara ini digelar Jumat (22/4) mulai pukul 17.00.
“Selain dari empat penjuru, kami juga mengeluarkan 2 gunungan besar dari pusat paguyuban, Tambakbayan Depok Sleman. Direncanakan, arak-arakan gunungan sampai di Kridosono tepat pukul 19.00 WIB,” kata Satguru Tri Tunggal Dr Sapto Raharjo SIP.
Sepasang gunungan dari penjuru timur, bergerak dari Desa Kadisobo Berbah. Penjuru barat bergerak dari Kricak. Arah Selatan dari Kotagede. Penjuru utara berangkat dari Banteng Jalan Kaliurang. Sedangkan sepasang gunungan lanang dan wadon, berisi buah-buahan segar dan sayuran setinggi 4 meter, bergerak dari sekretariat Tri Tunggal Tambakbayan.
Menurut Sapto, acara ini bertujuan mengajak masyarakat luas untuk nguri-uri kebudayaan, selain penguatan nilai-nilai religi. Bentuk dari upaya penguatan nilai religius dalam ritual budaya memperingati Maulud Nabi ini, adalah upaya memobilisasi masyarakat untuk berdoa bersama di masjid, saat menjelang pemberangkatan gunungan. Setelah sampai di Kridosono pun, diadakan doa bersama dipimpin seorang ulama.
Diperkirakan, acara ini diikuti sekitar seribu warga. Pengadaan tumpeng dari empat penjuru Yogya dilakukan warga setempat. Mereka berswadaya membuat tumpeng-tumpeng besar.
Dalam jumpa pers kemarin, Sapto mengungkapkan, acara ini dimaksudkan membantu misi pemerintah dan Kraton Yogyakarta yang selama ini punya komitmen melestarikan tradisi, khususnya setiap Maulud Nabi dengan Grebeg Sekaten. “Justru kami ingin menguatkan misi pelestarian tersebut,” akunya. (Her)-f
PAGI INI GREBEG KRATON YOGYAKARTA; ’Ngarsa Dalem’ Keluarkan 6 Gunungan
YOGYA (KR) - Grebeg Mulud sebagai puncak acara Sekaten di Kraton Yogyakarta akan dilaksanakan Kamis (21/4) pagi ini. Upacara Grebeg bakal ditandai dengan diusungnya Hajad Dalem berupa enam buah gunungan yang akan diperebutkan masyarakat. Lima buah gunungan akan diperebutkan masyarakat di sekitar Masjid Gedhe Kraton Yogyakarta. Sedang satu buah gunungan lanang akan dibawa ke Pura Pakualaman.
Pengageng Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang juga Manggalayudha Kraton, Drs GBPH H Yudhaningrat mengatakan, gladi bersih atau latihan Upacara Grebeg telah dilaksanakan Selasa (19/4). Sedang Rabu (20/4) tadi malam dilaksanakan Upacara Nyebar Udhik-udhik sebagai tanda selesai dibunyikannya gamelan selama Sekaten.
“Pada Upacara Grebeg ini, Ngarsa Dalem Sultan Hamengku Buwono X mengeluarkan Hajad Dalem berupa enam buah gunungan. Lima gunungan akan diperebutkan masyarakat di Kompleks Masjid Gedhe, dan satu gunungan akan dibawa ke Pura Pakualaman,” jelas Gusti Yudha kepada KR, Rabu (20/4).
Menurut Yudhaningrat, lima buah gunungan yang akan dibawa ke Masjid Gedhe dikawal tiga kuda milik Kraton. Sedang satu gunungan yang akan dibawa ke Pura Pakualaman, dikawal lima ekor gajah yang terdiri dua ekor gajah dari Kraton Yogyakarta dan tiga ekor gajah dari KRKB Gembira Loka.
Perayaan Sekaten mulai diselenggarakan sejak kerajaan Demak, di bawah Sultan Bintoro. Perayaan tersebut memiliki maksud dan tujuan sebagai Syiar Agama Islam. Maka dalam kegiatan tersebut tidak lepas peranan para Wali (Walisanga), yang ikut aktif dalam penyelenggaraan perayaan tersebut.
Sekaten berasal dari bahasa Syahadatain, berarti dua kalimat Syahadat. Dengan demikian, bila masyarakat telah mengucapkan dua kalimat Syahadat itu artinya mereka telah merasuk agama Islam.
Tradisi penyelenggaraan perayaan Sekaten berlanjut pada masa Kerajaan Mataram pertama di bawah pemerintahan Panembahan Senopati. Upacara ini diteruskan dan merupakan tradisi di Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta (Perjanjian Giyanti 1755). Untuk menarik perhatian masyarakat pada perayaan tersebut, sebelum puncak acara Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW dibunyikan dua perangkat Gamelan Sekaten. Khusus di Kasultanan Yogyakarta, Kanjeng Kiai Gunturmadu dan Kangjeng Kiai Nogowilogo. Keduanya berada di Kagungan Dalem Bangsal Pagongan yang ada di halaman Masjid Besar Kraton Yogyakarta.
Setelah Gamelan Sekaten dibunyikan selama satu minggu, kemudian dilakukan Bedhol Gongso atau dikembalikannya dua Gamelan Sekaten ke Kraton. Sebelum Bedhol Gongso, Sri Sultan HB X terlebih dulu menyebar udhik-udhik berupa uang receh dilengkapi uba rampe lain kepada masyarakat umum. Acara Bedhol Gongso kali ini diselenggarakan, Rabu (20/4) tadi malam.
Sedang puncak upacara perayaan Sekaten dilaksanakan 12 Mulud 1938 atau bertepatan 21 April 2005, Kamis pagi ini pukul 09.00, berupa Upacara Grebeg. Grebeg akan diawali dengan upacara defile 8 Bregada Prajurit Kraton Yogyakarta, yaitu Prajurit Wirobrojo, Daeng, Patangpuluh, Jogokaryo, Prawirotomo, Nyutro, Ketanggung dan Mantrijero, dari Kraton menuju Alun-alun Utara. Pemberangkatan Hajad Dalem Gunungan dari Kagungan Dalem Bangsal Ponconiti menuju halaman Masjid Besar dikawal Prajurit Bugis dan Surokarso. Di halaman masjid, Hajad Dalem Gunungan dibagikan kepada masyarakat bertempat di halaman Bangsal Pengulon. Salah satu gunungan akan dibawa menuju Puro Pakualaman. (San/Moel/*-9/Ewp)-f