Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pages

Manajemen Masjid

Written By JOM JALAN on 29/07/04 | Khamis, Julai 29, 2004

Assalaamu 'alaikum wr wb.
Saya tergelitik membaca Alquran surat At Taubah <9>:18 yang berbunyi, ''Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut selain kepada Allah, mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.'' Dari ayat di atas, rasa-rasanya Alquran sudah cukup memberikan pedoman yang jelas mengenai pengelolaan masjid. Apakah penulis salah memahami ayat-ayat tersebut?

Wassalam,
Warsilah, Jakarta

Dalam Alquran dan Sunnah banyak sekali petunjuk tentang masjid dan pengelolaannya. Ayat yang Anda sebut di atas walaupun sebagian ulama menyatakan bahwa ia berbicara tentang masjid Al-Haram di Mekkah, tetapi dari redaksinya yang menggunakan bentuk jamak 'masjid-masjid' dapat dikatakan bahwa ayat ini berbicara tentang sifat-sifat yang harus disandang oleh pengelola semua masjid. Masih banyak persoalan kemasjidan yang belum tercakup dalam tuntunan ayat ini. Misalnya tentang fungsi masjid, bagaimana mengelolanya, apa yang dianjurkan dan yang dilarang terhadapnya dan lain-lain.

Dari sifat-sifat yang dikemukakan di atas sementara ulama menggarisbawahi anak kalimat 'Tidak takut kecuali kepada Allah'. Takut kepada Allah yang dimaksud di sini adalah yang mendorong seseorang melaksanakan ibadah, bukan dalam arti takut yang bersumber dari naluri manusia, karena sangat sulit bagi seseorang menghilangkan segala macam rasa takut pada dirinya sehingga ia benar-benar tidak takut kecuali kepada Allah. Yang demikian itu adalah satu peringkat yang tidak dapat dicapai kecuali oleh para nabi dan manusia-manusia istimewa yang dekat kepada Allah SWT.

Memang dua dorongan utama bagi lahirnya motivasi beragama adalah rasa takut dan harapan. Bahkan dapat dikatakan bahwa harapan mengandung takut yakni takut jangan sampai yang diharapkan tidak tercapai.

Ulama lain menggarisbawahi bahwa pengertian tidak takut kecuali kepada Allah dalam arti bahwa jika terjadi dua ketakutan yang dihadapi seseorang, takut kepada Allah dan takut kepada selain-Nya, maka ketika itu ia akan takut kepada Allah SWT. Dengan demikian pembatasan yang dimaksud ditinjau dari segi terjadinya dua ketakutan yang berbeda. Ini yang membedakan antara seorang mukmin dengan musyrik. Sang musyrik boleh jadi mengorbankan kepentingan tuhan yang mereka sembah karena rasa takut mereka kepada pemuka dan tokoh-tokoh masyarakat mereka.

Adapun yang mengelola masjid walaupun dia boleh jadi takut kepada selain Allah, tetapi jika ketakutan dihadapkan kepada ketakutan kepada Allah, maka rasa takutnya kepada selain Allah menjadi sirna. Demikian sekadar komentar. Wa Allah a`lam.



0 ulasan: