Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pages

KAKEK TEWAS DI ATAS PERUT WTS

Written By JOM JALAN on 5/08/04 | Khamis, Ogos 05, 2004

Minum limun dicampur antibiotik sebelum kencan

Kamis, 8/5/2004 9:40:09 AM - BANDAR LAMPUNG – Kakek Sa,69, mungkin lelaki paling pede di Bandar Lampung, Punya duit Cuma Rp.63.000 berani juga kencan dengan WTS. Ironisnya sudah cekak kantongnya, cekak pula napasnya. Bagaimana tidak? Baru 5 menit menggeber nafsu, eh dia klepek-klepek tewas di atas perut AT,40 sang pramusyahwat yang dikencaninya.

Peristiwa di eks lokalisasi Pantai Harapan Kecamatan Panjang Bandar Lampung Rabu siang kemarin itu tak urung membuat geger penghuni kompleks. Selain memintai keterangan AT, polisi juga mengamankan barang-barang Sa, berupa beberapa butir antibiotik, Amosilin dan Captoril, rokok Jambu Putih, sebotol kecil minyak wangi, uang tunai Rp.63.000,- selembar kertas berisi nomor telepon dan surat jalan.

Kakek Sa yang berKTP Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, beberapa hari lalu mengunjungi putrinya yang tinggal di Sukarame, Bandar Lampung. Status dia duda atau masih punya istri, tidak jelas. Yang pasti, ketika gairah lelakinya memuncak, dia menyempatkan diri ke tempat pelacuran di Pantai Harapan untuk melabuhkan nafsunya.

Betapapun uang ditangan Cuma Rp.63.000, kakek SA pede saja. Dengan topi biru menutup rambutnya yang ubanan, dia mencoba melangkah cari “ayan kampung”. Di lokasi itu kakek ketemu pramusyahwat bernama AT. Biar usianya sudah lima windu, tapi nampaknya masih STNK (Setengah Tua Namun Kenyal) karena bodinya juga masih menjanjikan.

Tawar menawar segera terjadi, sampai kemudian AT menurunkan harga net Rp.50.000, kakek SA pun lalu mengkalkulasi secara ekonomi dan wanita itu segera digelandang ke kamar. Tanpa melalui pemanasan, kake Sa langsung mengencani WTS AT itu secara “kejar tayang”.

Tapi sial baru 5 menit menggeber nafsu, mendadak nafasnya tersengal-sengal dan lalu terkulai di atas perut AT. Secara otomatis WTS itu mendorong tubuh si kakek hingga terjengkang disampingnya. “Tollooooong, tolong,” jeritnya. Dalam sekejab para tetangga berdatangan, mereka ikut bingung mengetahui Kakek SA ternyata sudah tidak bernyawa. Warga melaporkan kejadian ke Mapolsekta Panjang dan petugas pun datang.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, kakek Sa sempat beberapa kali mengerang. “Sepertinya ia tewas setelah minum obat antibiotik dan limun yang diduga memicu kerja jantungnya,” kata Wakasat Reskrim Poltabes Bandar Lampung AKP Amazone mendampingi Kapoltabes Bandar Lampung Kombes Pol Imam Djauhari, kemarin.