Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pages

KJRI NY Harus Pisahkan Faridah dari Majikannya

Written By JOM JALAN on 12/10/04 | Selasa, Oktober 12, 2004

KJRI NY Harus Pisahkan Faridah dari Majikannya

Jakarta, 5 Oktober 2004 13:26
Konsulat Jenderal RI di New York perlu memisahkan tenaga kerja wanita Faridah Abdullah dari rumah majikannya, Kris Karto, supaya kasus skandal seks yang menggemparkan masyarakat Indonesia di kota itu bisa diklarifikasi dengan baik.

"Faridah harus disehatkan dulu jasmani dan rohaninya, baru ditanya apa yang sebenarnya terjadi. Betulkah pengakuannya itu, atau dia hanya jadi alat majikannya," kata tokoh masyarakat Kristen Indonesia di New York, Efron Sianturi, lewat sambungan telepon internasional, Selasa.

Efron mengaku kenal lama lebih dari 10 tahun dengan Kris Karto serta kenal dengan Faridah, pembantu rumah tangga di rumah Kris Karto, yang kadang-kadang diminta untuk menjaga anak-anak pengusaha di bidang kontraktor itu.

"Faridah itu tak bersalah, saya kasihan melihatnya. Ia korban dari permainan yang didalangi orang-orang tertentu dengan maksud tertentu," kata pemilik perusahaan Gema Citra Construction itu.

Untuk itu, katanya, pihak KJRI bertanggungjawab untuk melindungi TKW itu dan mengungkap benar atau tidaknya pengakuan wanita asal Lombok itu mengenai dirinya yang telah melakukan skandal dengan 41 warga Indonesia di New York, termasuk staf KJRI dan tokoh-tokoh gereja.

"Pengakuan itu sangat meresahkan dan mengganggu keharmonisan keluarga dari orang-orang yang tercantum namanya di daftar itu. Ini sudah berlangsung sejak enam bulan lalu. Bahkan ada pendeta kami yang terpaksa pulang ke Indonesia karena tidak kuat menahan gunjingan," kata Efron yang sudah belasan tahun bermukim di Amerika.

Efron sendiri namanya tercantum di dalam daftar itu, tetapi ia dengan tegas membantah pernah berhubungan dengan wanita itu.

"Ini gila, KJRI harus periksa mental jasmani dan rohani Faridah," katanya.

Menurut dugaan Efron, pengakuan itu sudah diatur oleh orang lain, karena tutur bahasanya bukan mencerminkan kemampuan bahasa Indonesia Faridah yang hanya tamatan SD. Oleh karena itu, perlu diselidiki siapa yang mendalangi pengakuan itu dan apa motifnya.

Kemungkinan pemerasan, menurut Efron, ada saja karena ada sejumlah orang yang namanya masuk dalam daftar dimintai `uang damai`.

Pihak KJRI sendiri sudah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa ada aktor intelektual yang mendalangi pengakuan Faridah. Pengakuan itu tidak didasari bukti kuat dan bahkan ada dugaan itu dilakukan di bawah intimidasi dan sandera.

Menteri Luar Negeri Hassan Wirajudha akan melakukan klarifikasi atas kasus tersebut. Di Istana Merdeka, Senin, Menlu menduga kasus tersebut tidak lebih dari ulah seorang perempuan pekerja seks komersial (PSK) yang karena tidak puas kemudian bercerita macam-macam. [EL, Ant/Gatra]