Written By JOM JALAN on 20/05/05 | Jumaat, Mei 20, 2005
20 Mei, 2005 - Published 12:55 GMT
Gambar Saddam di penjara menghebohkan media
Sebuah harian Inggris memuat foto-foto yang memperlihatkan pemimpin Irak yang disingkirkan, Saddam Hussein, mengenakan pakaian dalam saat ditahan Amerika Serikat.
Militer Amerika menyatakan foto-foto itu kemungkinan asli dan diambil lebih dari setahun lalu.
Disebutkan bahwa foto itu melanggar peraturan militer dan kemungkinan peraturan Konvensi Jenewa mengenai perlakuan kemanusiaan tahanan.
Koran itu mengutip sebuah sumber militer Amerika yang mengatakan mereka menyerahkan foto itu dengan harapan bisa memukul kaum perlawanan Irak, karena memperlihatkan mantan presiden sebagai seorang tua yang sederhana, bukan superman atau Tuhan.
"Sang Tiran mengenakan celana dalamnya".
Berita utama tabloid The Sun setidaknya memang benar.
Akan tetapi gambar itu tetap menimbulkan kontroversi.
Militer Amerika mengatakan, pihaknya sedang "menyelidiki secara agresif" untuk mengetahui siapa yang membuat foto-foto itu dan bagaimana gambar-gambar tersebut sampai ke tangan sebuah tabloid Inggris.
Pasukan koalisi percaya foto-foto itu diambil sekitar setahun lalu, namun foto itu tetap melanggar peraturan militer Amerika dan bahkan kemungkinan juga Konvensi Jenewa.
Saddam Husein berstatus tawanan perang, jadi Saddam dilindungi oleh Konvensi Jenewa ketiga.
Paragraf itu mengatakan tawanan perang harus diperlakukan dengan berprikemanusiaan dan secara jelas menyebutkan bahwa para tawanan harus dilindungi terhadap penghinaan dan keingin-tahuan publik.
Sumber militer yang membocorkan foto-foto itu kepada The Sun mengatakan, dengan menerbitkan gambar-gambar itu, mitos tentang Saddam akan hancur dan kelompok perlawanan akan bisa diperlemah.
Namun kenyataan mungkin terbalik.
Sebagian besar anggota kelompok perlawanan diperkirakan adalah kaum nasionalis dan religius, bukan Ba'athis, dan mengingat hampir tidak mungkin Saddam kembali memerintah, para anggota kelompok perlawanan akan semakin berani.
Kunjungan Jaafari
Perdana menteri Turki, Ibrahim al Jaafari, telah mengadakan perundingan dengan para pemimpin Turki di Ankara.
Perundingan dilakukan dalam kunjungan pertama ke luar negeri sejak memegang jabatan itu.
Wartawan BBC mengatakan perundingan berlangsung produktif dan meliputi antara lain tawaran Turki membantu pelatihan militer dan keamanan Irak, serta kesepakatan membuka titik penyebrangan perbatasan kedua.
Perdana menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga menyerahkan daftar nama orang yang diyakini sebagai paramiliter Kurdi.
Turki menginginkan mereka diekstradisi karena dugaan melakukan serangan.