Peluncuran Buku Kumpulan Puisi
Written By JOM JALAN on 23/07/05 | Sabtu, Julai 23, 2005
Faiz: Saya Senang Tapi Juga Sedih
Jakarta, 22 Juli 2005 19:40
RAUT wajah pemuda cilik itu menyiratkan rasa cape, namun kegembiraan tampak dari wajah imutnya. Betapa tidak, hari itu, Abdurahman Faiz baru saja meluncurkan buku ketiganya, Aku Ini Puisi Cinta. Juara Lomba Cipta Puisi Tingkat SD Seluruh Indonesia itu mengaku senang, tapi juga sedih. Lho?
"Yang bikin aku sedih, buku ini mahal. Kasihan teman-teman kecilku," kata putera pasangan Tomi Satryartomo dan Helvy Tiana Rosa kelahiran Jakarta, 15 November 1995 itu kepada Gatra.com, seusai acara peluncuran, Jumat sore, di Toko Buku QB, Pondok Indah Jakarta. "Memangnya kita tidak boleh ya menentukan harga buku sendiri, atau buku ini terlalu bagus untuk anak kecil?" ujar Faiz, tentang buku terbitan DAR Mizan ini, polos. Helvy, cerpenis produktif yang selalu mendampingi putera tercintanya, membenarkan bahwa harga buku itu terlalu mahal, sehingga tidak terjangkau oleh anak-anak dari semua kalangan.
Aku Ini Puisi Cinta merupakan kumpulan puisi pilihan dari dua buku Faiz sebelumnya, Untuk Bunda dan Dunia (Mizan, Februari 2004) dan Guru Matahari (Mizan, Oktober 2004), dengan tambahan beberapa tulisan baru. Penerbit mengemasnya dalam jilid hard cover yang luks.
Faiz sudah menulis puisi sejak usia lima tahun. Tahun 2004, karyanya, Sahabatku Buku, menjuarai Lomba Cipta Puisi Tingkat SD Seluruh Indonesia. "Kemampuan Faiz menulis dalam perkiraan saya sepuluh tahun melampaui umurnya," tulis Sastrawan Taufiq Ismail, dalam kata pengantar buku Untuk Bunda dan Dunia. Untuk karyanya ini, Faiz mendapat dua penghargaan tingkat nasional, masing-masing Anugerah Pena Forum Lingkar Pena 2004 sebagai Penulis Pendatang Baru Terpuji, dan Anugerah Buku Terpuji Adikarya IKAPI 2005.
Sedangkan buku keduanya, Guru Matahari, masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award 2005, salah satu anugerah karya sastra nasional.
Saat kelas II SD, pada 2003, Faiz meraih Juara I Lomba Menulis Surat untuk Presiden (Megawati) Tingkat Nasional, yang digelar Dewan Kesenian Jakarta. Faiz juga pernah menulis surat pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 September 2004, usai menonton quick count pemilu presiden yang disiarkan langsung stasiun televisi swasta.
Meski Faiz pernah diundang membacakan puisi di depan sejumlah tokoh nasional, seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, Amien Rais, Hidayat Nur Wahid dan tokoh lainnya, ia mengaku lebih berkesan membacakan puisi-puisinya di depan teman-teman kecilnya di tepi Kali Ciliwung, kolong Jalan Tol Layang Penjaringan, serta panti-panti asuhan.
Maka tak mengherankan, jika Faiz --yang berobsesi punya punya toko buku sendiri yang hebat, sehingga bisa memberi diskon gede-gedean pada anak-anak-- cukup gelisah, mengetahui buku terbarunya dikemas dalam edisi luks, sehingga tak terjangkau teman-teman kecilnya itu.
Faiz, yang jadi anggota Forum Lingkar Pena Kids ini, tengah mempersiapkan buku keempat dan kelimanya, masing-masing Permen-permen Cinta Untukmu (kumpulan cerita yang pernah dimuatnya dalam situs Multiply-nya) dan Kisah dari Negeri yang Menggigil (kumpulan puisi), yang akan terbit tahun ini pula. Teruslah berkarya, Faiz!
Tian Arief